Pemkot Tangsel Hentikan CFD Selama Setahun
POTRETTANGERANG.ID, Kota Tangerang – Pelaksanaan jalur bebas kendaraan bermotor atau Car Free Day (CFD) yang hadir setiap akhir pekannya kerap menimbulkan persoalan. Soalnya CFD yang sedianya untuk kampanye lingkungan malah disalahgunakan. Misal untuk kepentingan politik. Nah, agar tidak menimbulkan persoalan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pun akhirnya mengambil sikap soal CFD.
Wakil Walikota Benyamin Davnie, mengaku telah menggelar rapat koordinasi membahas persoalan tersebut. Pertemuan yang dipimpin oleh Teddy Meiyadi, Asisten Daerah III Kota Tangsel Bidang Administrasi Umum itu membahas soal kelanjutan program mengurangi polusi di sekitar Jalan Raya Serpong.
“Dibahas persoalan lingkungan dalam rapat tersebut. Termasuk soal CFD di Serpong dihentikan dulu” ungkapnya ditemui di Balaikota Tangsel, Jalan Raya Maruga Nomor 1, Serua, Kecamatan Ciputat, Selasa (8/5/2018).
Benyamin jelaskan, penghentian sementara berlaku mulai bulan suci Ramadhan 1439 Hijriah ini hingga selesainya pesta demokrasi pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Pertimbangan dari Pemkot Tangsel bahwa tidak mungkin selama bulan puasa digelar CFD. Pun beresiko besar muncul pro dan kontra yang dapat mengancam gangguan kondusivitas wilayah.
“Dari pada dimanfaatkan oleh elite politik tertentu mendingan car free day dihentikan sementara,” jelas Benyamin.
Meski demikian ia mengakui bahwa keputusan CFD di Kota Tangsel dihentikan sementara belum final. Alasannya proses pembahasan masih akan dilaksanakan dengan melibatkan aparat lembaga penegak hukum.
“Laporan awal yang saya terima begitu. Dan sekarang masih dikoordinasikan,” tambah Benyamin.
Diketahui, pemberlakuan CFD di Kota Tangsel digelar pada akhir pekan kedua setiap bulannya. Ruas jalan yang diberlakukan bebas dari asap kendaraan bermotor itu mulai dari putaran ITC BSD hingga ke perempatan German Centre dan arah sebaliknya.
Adapun pertimbangan penghentian sementara merujuk pada kasus CFD di DKI Jakarta. Di ruas jalan protokol itu kedua kelompok massa pendukung bakal calon presiden terlibat gesekan yang berbuntut perundungan atau bullying. (Bas)