Diskusi Ulama, Hamdan Patuan Harahap : Pedagang Lebih Mulia Dari Pada Presiden Digaji Rakyat
POTRETTANGERANG.ID, Jakarta – Lembaga Dakwah Republik (LDR) menggelar diskusi publik, dengan mengangkat tema Perkembangan Politik Relevansi Nilai KepemimpinanUmat Islan ini digelar di Kantor Pusat Bina Imtaq, Jakarta, Selasa (15/05/2018).
Hamdan Patuan Harahap, narasumber dalam diskusi itu mengatakan, bahwa umat Islam belakang ini kerap mengalami berbagai problema yang cukup membuat eksistensi terhadap Islam. Diantaranya ialah, aksi 212 sampai bom bunuh diri.
“Kejadian-kejadian itu terjadi, karena kita melakukan disfungsi manusia. Sebab, Islam mengajarkan fungsi umatnya sebagai pemimpin di muka bumi ini. Disfungsi terjadi antara umat Islam, ialah satu sisi ulama dan agamawan, sisi lainnya rakyat dan umat Islam keseluruhan,” tutur Hamdan dihadapan peserta.
Dirinya sangat menyayangkan disfungsi agamawan. Lantaran, agamawan itu tak menempatkan dirinya sebagai pemimpin nomor satu di negeeri ini. Menurut dirinya, agamawan menganggap, pemimpin manusia ialah pejabat negara atau pejabat pemerintah.
“Seolah-olah, pejabat itu lebih tinggi dari mereka yang pewaris nabi tersebut (Muhammad Saw). Padahal, seharusnya mereka lah yang memimpin umat di muka bumi ini, bukan pejabat-pejabat yang digaji oleh umat,” tegasnya.
Bahkan, dirinya mengajak untuk melakukan perubahan terhadap umat Islam dalam berpolitik. Pasalnya, umat Islam menjadi objek politik bagi segelintir orang yang menginginkan jabatan di kepemerintahan ini. Selain modus demokrasi yang diberikan, para segelintir orang tersebut, menjadi penentu dalam prmbangunan harkat politik di Indonesia ini.
“Marilah kita kembali ke prinsip kepemimpinan sesuai Al-Quran dan Sunnah. Dasar itu lah yang akan membangun jiwa kita serta berani berstatment seorang pedagang lebih mulia dari pada presiden yang digaji rakyatnya,” tutupnya.
Acara itu dihadiri Dewan Mubaligh Indonesia ( DMI), Bina Imtaq Jakarta, Lembaga dakwah Islam ( LDI), juga hadir Pengurus syarikat Islam, MUI dan lain lain pengurus mempunyai organisasi dan jaringan secara nasional. (Yip)