Pengusaha Diminta Salurkan Dana CSR
POTRETTANGERANG.ID, Kabupaten Tangerang – Camat Balaraja, H Yayat Rohiman mengajak dan meminta para pengusaha menyalurkan dana Coorporate Social Responsibility (CSR) Perusahannya.
“Kami menghimbau dan berharap Perusahaan yang ada diwilayah Kecamatan Balaraja menyalurkan CSR untuk membangun fasilitas Perpustakaan dan Mandi Cuci Kakus (MCK),” kata Yayat Rohiman kepada media, Kamis (5/12/2019).
Yayat mengungkapkan, di kolong fly over Balaraja ini ada taman baca yang usianya sudah hampir lima tahun, beberapa pojok baca serta Perpustakaan yang dikelola komunitas, tempat itu belum tersentuh oleh CSR Perusahaan yang ada di wilayah Balaraja.
Yayat melanjutkan, ada juga beberapa sekolah yang fasilitas MCK-nya tidak layak. Bahkan, beberapa diantaranya tidak memiliki sarana air bersih sama sekali, khususnya untuk sekolah swasta, dan pondok pesantren.
Menurutnya, pembangunan di Balaraja yang berkaitan dengan sarana pendidikan, bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. Perusahaan yang ada diwilayah juga harus memiliki rasa tanggung jawab.
Yayat meyakini permasalahan bantuan perpustakaan dari segi buku, meja, bangku dan sarana penunjang lainnya seperti MCK sekolah, tersebar di delapan desa dan satu kelurahan dibawah kepimimpinannya tidak akan tuntas jika hanya mengandalkan APBD.
“Makanya kita mendorong agar perusahan-perusahaan yang ada di Balaraja menyalurkan bantuan CSR-nya. Saya pikir, kalau hanya untuk membangun sarana perpustakaan dan MCK sekolah, bisa dibantu yang penting ada kemauan dari pengusahanya,” terang Yayat.
Dalam hal ini, Ketua Taman Baca Balaraja, Erwin Subrata juga angkat bicara dengan mengucapkan terimakasih kepada perusahaan PT Adis yang sudah menyalurkan bantuan dana CSR, untuk melengkapi fasilitas penunjang seperti Rak buku beserta beberapa Buku, Meja dan Bangku.
“Selain bisa mencerdaskan anak bangsa, semoga bantuan ini bisa dirasakan oleh masyarakat Balaraja dan para penggiat baca yang melintas di wilayah Balaraja,” harap Erwin.
Menurut Erwin, sosialisasi keberadaan perpustakaan harus bekerjasama dengan para pihak. Berbagai upaya harus dilakukan untuk pencapaian hasil yang maksimal. Jika dianggap sukses maka secara otomatis akan membutuhkan anggaran yang besar.
“Maka yang harus dilakukan kita harus bersinergi dengan pihak swasta, dan perlu ada kesepakatan yang saling menguntungkan sebagai bentuk terciptanya harmonisasi,” paparnya.
Untuk diketahui, APBN atau APBD jika tidak mencukupi maka diperlukan kerjasama CSR untuk sharing dana. Dengan demikian nantinya perpustakaan akan terus berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat akan informasi dan pengetahuan. (Bem/Yip)