Gubernur Banten : PSBB Diperpanjang Dengan Catatan Kelonggaran Tertentu
POTRETTANGERANG.ID, Kota Serang – Wilayah Tangerang Raya kelima kalinya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diperpanjang, namun pembatasan ini dengan berbagai catatan dan kelonggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan sosial masyarakatnya.
Hal itu diungkapkan Gubernu Banten, Wahidin Halim alias WH saat rapat evaluasi PSBB Tahap III di wilayah Tangerang Raya. Pembatasan sosial kali ini, dilonggarkan dengan kesesuaian dalam kebutuhan masyarakatnya.
“PSBB diperpanjang dengan memuat berbagai instrumen, disesuaikan dengan hal-hal yang masih dijadikan keluhan secara sosial kemasyarakatan,” ungkap WH, Minggu (28/6/2020).
Dijelaskan, untuk keluhan sosial kemasyarakatan, dilakukan konsolidasi dan koordinasi untuk lebih terperinci dikoordinir oleh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait. Termasuk diantaranya persiapan menghadapi shalat Iedul Adha, serta pomotongan hewan qurban.
Masih menurut orang nomor satu di Provinsi Banten, berdasarkan pantauannya pada pasar modern, relatif masyarakat dan pengelola mematuhi protokol kesehatan. Tapi sebaliknya, pasar tradisional menjadi pada social distancing dan fasilitas cuci tangan yang belum merata.
“Jadi pasar tradisional ini, relatif perlu perhatian khusus,” tegasnya dalam rapat yang diikuti oleh Sekda Pemprov Banten, Al Muktabar, Kadinkes yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Pemprov Banten, Forkopimda se Tangerang Raya, serta para kepala OPD Pemprov Banten dan Tangerang Raya.
Dalam kesempatan itu, WH menyatakan, informasi aktual pelaksanaan PSBB dari Bupati atau Walikota, merupakan bahan baginya dalam menetapkan langkah dan kebijakan hari ini dan kedepannya. Dia juga mengapresiasi atas kestabilan perekonomian yang masih berjalan.
“Lainnya, kuartal ketiga yang seharusnya mulai terasa saat pandemi, tapi di tengah krisis, aktivitas masyarakat tidak berkurang. Untuk belanja sehari-hari, berdasarkan survei, masyarakat relatif cukup berkemampuan,” tuturnya.
Namun dilain pihak, ada aktivitas-aktivitas masyarakat yang menjadikannya senang dan merasa bangga, dengan sosialisasi dan terbiasa melaksanakan protokol kesehatan.
“Misalnya masyarakat sudah terbiasa menggunakan masker kemana mana. Di jalan, di toko dan sebagainya,” kata WH seraya mengaku, meski masih ada aktivitas masyarakat pakai masker, namun tidak melakukan social distancing.
“Jadi, dalam menerapkan protokol kesehatan, pemerintah baik kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Banten tengah berusaha keras dalam menyediakan fasilitas guna menanggulangi pandemi Covid-19,” papar WH.
“Bahwa yang sakit dibanding dengan yang sembuh, relatif di atas 40 persen,” tambahnya singkat.
Dari perkembangan tersebut, WH mengajak semua pihak, untuk mengamati dan mencermati dinamika perkembangan ke depan yang harus diantisipasi. Bahwa sudah terjadi kelonggaran-kelonggaran di berbagai tempat. Bukan berarti jadi banyak pelanggaran, terpenting ialah saling mengingatkan kesehatan dan menjaga dari tertularnya Virus Corona.
Berdasarkan hasil pengamatan Dinas Kesehatan Pemprov Banten, bahwa tingkat penularan semakin rendah. Satu orang maksimal menularkan dua orang. WH juga menambahkan, arahan Gugus Tugas Covid-19, kantor pemerintahan tidak boleh buka kantor, guna mencegah transmisi penularan baru dilingkungan kerja.
“Jangan mencabut tradisi yang selama ini sudah berlaku di masyarakat. Kalau di rumah pemotongan hewan dikhawatirkan akan ada gejolak sosial,” jelas Gubernur WH.
“Dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Penangangan Covid-19 di Banten sudah baik. Terlihat dari grafik di Indonesia, Banten terus menurun dibanding dengan provinsi lain yang ada,” pungkasnya. (Yip)