Pemrov Banten Pastikan Pasokan Minyak Goreng Aman
POTRETTANGERANG.ID, Kota Serang – Pemerintah Provinsi Banten memastikan kebutuhan minyak goreng hingga enam bulan ke depan aman. Untuk itu, masyarakat diimbau tidak perlu membeli secara berlebih atau panic buying.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten, Babar Suharso mengatakan, persoalan kelangkaan minyak goreng ini sudah ditangani Pemerintah Pusat, melalui pemberian subsidi menggunakan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Lembaga ini merupakan unit organisasi non-eselon dibidang pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara.
“Kementerian Perdagangan (Kemendag) sendiri menetapkan kebijakan satu harga minyak goreng, dengan harga setara Rp 14.000 perliter yang dimulai pada Rabu (19/01/2022) pukul 00.01 waktu setempat. Pemerintah melalui BPDPKS telah menyiapkan dana sebesar Rp 7,6 triliun, yang akan membiayai penyediaan minyak goreng kemasan bagi masyarakat. Sebesar 250 juta liter perbulan atau 1,5 miliar liter selama enam bulan,” ujar Babar, Kamis (03/02/2022).
Untuk proses tahap awal ini, mekanisme pendistribusiannya baru bisa melalui Distribution Center (DS). Kemudian akan didrop kesejumlah toko ritel modern yang tersebar sebanyak 450 titik di Provinsi Banten. “Sehingga proses droping di DC bisa terawasi dengan mudah, baik untuk harga maupun penyalurannya. Selain itu proses pendistribusiannya juga jelas,” katanya.
Babar melanjutkan, hal itu berbeda dengan proses pendistribusian di pasar tradisional, terkadang tidak bisa satu harga antar satu pedagang dengan pedagang lainnya. Selain itu, proses pengawasannya juga berbeda dengan yang dilakukan kepada DC lewat toko ritel modern.
“Namun meskipun demikian, saat ini pemerintah sedang menggodok supaya pendistribusian minyak goreng itu juga bisa ke pasar-pasar tradisional, agar sebarannya bisa lebih luas lagi,” tuturnya.
Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH) memberikan atensi khusus terkait persoalan kelangkaan minyak goreng ini. Agar dengan skema subsidi yang diberikan pemerintah itu, bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Banten secara merata.
Atas atensi itu, Babar juga sudah melakukan pengecekan disejumlah DC yang ada di Banten terkait kondisi stok minyak goreng di gudang masing-masing. Hasilnya sampai saat ini masih tersedia dengan aman. Hanya saja memang proses pendistribusian ke toko ritelnya yang masih dibatasi jumlah kuota perharinya, guna menghindari adanya oknum yang melakukan penimbunan.
“Hal ini juga yang menjadi bahan evaluasi kami. Karena pihak DC tidak setiap hari melakukan pendistribusian minyak goreng ke toko ritel. Sehingga masih dimungkinkan terjadinya kekosongan stok minyak goreng. Ke depan, kami upayakan pihak DC bisa memperbanyak stoknya,” tegasnya.
Selain itu, Pemprov dalam hal ini Disperindag juga akan ikut membantu DC dalam mendistribusikan minyak goreng, terutama kepada masyarakat yang akses ke toko ritelnya jauh. Bantuan itu rencananya akan dilakukan dengan menggunakan kendaraan operasional, yang menyasar masyarakat di pelosok Desa.
“Jadi pagi kita ambil minyaknya, setelah terjual semuanya akan kita berikan kembali ke DC. Artinya kan bisa lebih merata sebaran distribusinya, sambil menunggu pendistribusian ke pasar-pasar,” jelas Babar.
Satu DC dalam sekali pengiriman ke toko ritel yang dibawahnya itu mencapai 10.000 liter. Proses pengiriman itu biasanya dilakukan tiga hari sekali bersamaan dengan kebutuhan barang-barang yang lainnya. Stok untuk minyak goreng ini dipastikan masih aman. Namun hanya saja karena masyarakat yang biasa beli di pasar, pindah ke toko ritel karena harganya lebih murah, sehingga kemudian cepat kosong.
“Makanya ini yang akan kita evaluasi bersama,” singkat Babar.
Selain itu, sesuai dengan arahan Gubernur, Disperindag juga sudah melakukan Operasi Pasar (OP) pada saat harga minyak goreng sudah mengalami kenaikan, namun belum ada intervensi harga dari pemerintah.
OP itu dilakukan di enam titik yang tersebar di Kota Tangerang Selatan satu titik, Kota Tangerang dua titik, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kabupaten Pandeglang masing-masing satu titik dengan harga Rp 14.000 perliter.
“Sebanyak 20 ribu liter kita salurkan pada OP waktu itu yang berasal dari dua perusahaan minyak yang ada di Banten, PT Wilmar dan juga Sinarmas,” katanya.
Babar berharap setelah enam bulan ke depan, tata Niaga CPO menjadi normal kembali harganya. Sehingga harga minyak goreng di pasaran bisa kembali normal seperti semula. “Tapi meskipun demikian masyarakat harus tetap tenang dan tidak perlu panic buying,” tutupnya.
Untuk diketahui, harga komoditas minyak goreng mengalami kenaikan secara signifikan pada akhir 2021. Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), secara nasional, harga minyak goreng kemasan sederhana pada 30 Desember 2021 harganya mencapai Rp 20.600 perliter, begitu juga dengan minyak goreng curah yang mencapai Rp 20.030 perliter.
Kenaikan harga minyak goreng salah satunya dipengaruhi oleh harga Crude Palm Oil (CPO) dunia yang naik menjadi US$ 1.340 perMT dari semula US$ 500-600 perMT. Kenaikan harga CPO ini menyebabkan harga minyak goreng ikut naik cukup signifikan. (Yip)