Global Fund Country Team Kunjungi Klinik TB RO di RSUD Kota Tangerang
POTRETTANGERANG.ID, Kota Tangerang – The Global Fund Country Team In-country kunjungi Klinik Tuberkulosis Resistensi Obat (TB RO) di RSUD Kota Tangerang pada Selasa (17/05/2022). Kunjungan itu merupakan kerjasama RSUD dengan Global Fund Country, dalam menangani TB RO di wilayah Kota Tangerang yang bermotto Akhlakul Kharimah.
Direktur RSUD Kota Tangerang, Dr O.U Taty Damayanty mengatakan, kunjungan The Global Fund Country Team In-country ini, ingin mengetahui keadaan klinik yang menangani pasien TB RO di Kota Tangerang. Sebab, Klinik ini pun dibangun oleh Global Fund.
“Hari ini kunjungan dari Global Fund Country, Kementerian Kesehatan RI, Subtansi TB Paru dan Dinas Kesehatan Provinsi Banten untuk meninjau Klinik TB Resistant Obat (RO),” ucap Dr Taty kepada awak media disela-sela kegiatan.
“Global Fund ini dari Genewa, ingin melihat pelaksanaan dari TB RO. Karena, pelaksanaan pelayanan TB RO mendapat bantuan dana dari Global Fund. Bangunan (Klinik TB RO) ini dari Global Fund, dibangun melalui Kementerian Kesehatan dan alat pemeriksaan TB RO juga merupakan bantuan,” sambungnya.
Dr Taty menjelaskan bahwa, pihaknya telah bekerjasama dengan global fund untuk penanganan pasien TB RO. Selain bantuan itu, pihaknya juga mendapat bantuan obat untuk pasien TB RO.
“Saat ini 73 pasien yang ditangani RSUD Kota Tangerang,” terangnya sambil menambahkan, banyak kendala dalam menangani TB RO. Kendala yang utama dalam penanganan adalah motivasi pasien TB RO menurun setelah menjalani pengobatan.
“Kendala-kendalanya cukup banyak, karena efek samping yang berat. Utamanya, motivasi dari pasien itu juga ikut menurun. Jadi kita harus membangkitkan kembali motivasi mereka, bahwa TB RO ini dapat sembuh,” jelas Dr Taty.
Selain penanganan di RSUD, Dr Taty menerangkan, bahwa pihaknya bekerjasama dengan laboratorium serta 13 Puskesmas yang ada di Kota Tangerang, dalam menangani pengobatan pasien TB.
“Puskesmas ini untuk membantu desentralisasi. Jadi kalau pasien TB RO kondisi sudah stabil, pengobatan lanjutnya ada di Puskesmas,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu dokter Spesialis Paru di RSUD Kota Tangerang, dr Hesti Setiastuti, Sp.P menambahkan, dari 73 pasien yang ditangani RSUD ini, ada yang kebal obat. Hal itu dapat diketahui, dari hasil lab yang dicek melalui pemeriksaan dahak.
“Yang kebal dengan obat ini, dilakukan pengobatannya ada dua tipe, yakni jangka pendek dan jangka panjang. Tentu keduanya memiliki syarat,” kata dr Hesti.
Sebab, menurut dia, untuk obat yang dipakai pasien jangka pendek ini dilakukan selama 9 bulan sampai 11 bulan. Untuk jangka panjang obatnya dilakukan selama 18 bulan sampai 24 bulan.
“Ada 35 persen resistensi primer, pasien yang belum ada riwayat pengobatan TB dalam waktu satu bulan itu dinamakan primer, itu belum terpapar sama obat-obatan TBC. Resistensi dengan riwayat TB tentu lebih besar,” terang dr Hesti.
Pihaknya sampai saat ini, belum bisa menilai angka kesembuhan pasien TB RO. Sebab, klinik TB RO di RSUD Kota Tangerang baru ada dan diresmikan pada tahun kemarin (Juni 2021) disaat pandemi Covid-19.
“Sampai saat ini, kita (RSUD) belum bisa menilai angka kesembuhan, karena, satu pasien yang baru sembuh. Sebab, klinik TB RO ini diresmikan pada tahun kemarin disaat pandemi. Ini menjadi tantangan saat puncak pandemi, kami harus membuka klinik TB RO, karena TB ini tidak boleh kita abaikan,” tegasnya.
Dalam kunjungan tersebut, The Global Fund Country Team In-country, dipimpin Agnes Dzokoto beserta empat orang rekannya, didampingi perwakilan Kementerian Kesehatan, tim Dinas Kesehatan Provinsi Banten, tim Dinas Kesehatan Kota Tangerang. (ADV)