Angka Stunting di Kota Tangerang Lebih Rendah Dari Nasional
POTRETTANGERANG.ID, Kota Tangerang – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar Rembuk Stunting, yang diikuti sederet OPD, Kecamatan, Kelurahan, Puskesmas hingga kader wilayah, yang berlangsung di Ruang Akhlakul Kharimah, Gedung Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangerang, Selasa (28/06/2022).
Kegiatan yang diikuti oleh ratusan peserta itu dibuat guna membangun komitmen dalam melakukan percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kota Tangerang.
Kepala Dinkes, Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni mengungkapkan angka stunting di Kota Tangerang dari tahun ke tahun telah menunjukkan penurunan. Tercatat angka stunting 2018 diangka 19,1 persen dan turun menjadi 15,3 persen pada 2021.
Angka ini lebih rendah dibanding dengan angka stunting Provinsi Banten sebesar 24,5 persen, bahkan juga lebih rendah dari angka nasional yaitu 24,4 persen.
“Namun, upaya percepatan penurunan stunting masih perlu terus dilakukan oleh Kota Tangerang, khususnya untuk mencapai target nasional yaitu sebesar 14 persen pada tahun 2024. Dengan itu, dengan Rembuk Stunting ini kita menyatukan persepsi dan membangun komitmen bersama, untuk sama-sama bergerak menyelesaikan kasus kurang gizi kronis pada anak,” papar dr Dini.
Ia pun menjelaskan, usai Rembuk Stunting ini Dinkes akan mengirimkan data anak kurang gizi ke kecamatan dan kelurahan berdasarkan data dari nama dan alamat. Selanjutnya, semua stakeholder akan berkolaborasi melakukan pemantauan dan penanganan kepada anak tersebut di masing-masing wilayah secara intens.
“Harapannya, diakhir 2022 ini angka stunting 15,3 persen tersebut dapat berkurang seperempatnya. Sehingga, angka yang ditargetkan nasional dapat tercapai lebih cepat. Tentu, ini butuh kerjasama dan komitmen semua pihak,” terangnya.
Kata dr Dini, hingga saat ini Pemkot Tangerang telah berusaha meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi.
“Strategi tersebut didukung dengan peningkatan peran lintas sektor dan masyarakat mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Hal inilah yang akan kita tingkatkan,” tukasnya.
Sebagai informasi, dalam Rembuk Stunting kali ini juga diambil tanda tangan menyepakati beberapa hal. Diantaranya, seluruh stakeholder mendukung percepatan pencegahan stunting terintegrasi. Sasaran dan kelurahan menjadi prioritas dengan target kinerja. OPD dan kelurahan berperan dalam upaya percepatan penurunan stunting mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring hingga evaluasi. (Mad)